Monday, October 17, 2016

Kekuasaan, Kepemimpinan dan Motivasi serta Analisis Gaya Kepemimpinan

  1. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang guna melaksanakan atau menjalankan tugas sesuai dengan kewenangan yang didapatkannya. Kekuasaan juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dalam cara berfikir atau perilaku sesuai dengan yang mempengaruhi.
             2. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah sifat yang ada didalam diri seseorang atau pemimpin, guna mempengaruhi atau memberikan perintah kepada orang lain secara sadar untuk dapat melaksanakan perintah atau tugas yang diberikan olehnya dalam sebuah kelompok.
              3. Motivasi
Motivasi adalah sebuah dorongan  yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu untuk mencapai keinginan atau tujuannya.

Analisis Gaya Kepemimpinan
      Menurut Kartono (2008) gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian seseorang yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemudian Herujito (2006) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan adalah sesuatu hal yang dipelajari dan dipraktekan dalam penerapannya harus sesuai dengan apa yang dihadapi.
Seorang pemimpin dalam membuat keputusan tidak dapat terlepas dari nilai-nilai yang dimilikinya. Menurut Guth (dalam Salusu, 2005) mengidentifikasikan enam tipe nilai – nilai yang dimaksud terdapat dalam setiap kepemimpinan, yaitu: 
1.     Teoritik 
Nilai ini berpusat pada usaha untuk mencari kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional. 
2.     Ekonomis
Nilai yang praktis, tertarik pada usaha akumulasi kekayaan.
3.     Estetik
Nilai yang tertarik pada aspek kehidupan yang penuh keindahan, menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.
4.     Sosial
Nilai yang menitik beratkan pada simpati dan belas kasih terhadap orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
5.     Politis
Orientasi pada kekuasaan dan memandang kompetensi sebagai faktor yang sangat penting dalam kehidupan.
6.     Religius
Nilai yang selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan Tuhan.
·       Ir. Soekarno
Gaya kepemimpinan yg diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yg jg menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif & inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru.
Jika dikaitkan dengan teori niai gaya kepemimpinan, Ir. Soekarno memakai gaya kepemimpinan dengan nilai estetika dimana kepemimpinannya berorientasi pada moral dan etika ideologi bangsa dan negara yang sangat fanatic, penuh daya tarik dan percaya diri
·       Soeharto
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian. Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya.
Jika dikaitkan dengan teori niai gaya kepemimpinan, Soeharto memakai teori gaya kepemimpinan yang politis dimana sangat berorientasi pada kekuasaan dan memandang kompetensi sebagai faktor yang sangat penting dalam kehidupan.
·       Jokowi
Kepribadian Jokowi yang ramah dan santun terbentuk dari kultur pendidikan UGM sebagai unversitas rakyat pada saat itu dan keluarga. ikut merasakan perasaan atau penderitaan orang lain adalah karakteristik lain kepemimpinan Jokowi yang menonjol.
            Jika dikaitkan dengan teori niai gaya kepemimpinan, Jokowi memakai teori gaya kepemimpinan social yang menitik beratkan pada simpati dan belas kasih terhadap orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.





Tuesday, October 11, 2016

Sistem Informasi Psikologi (Bagus Aditya 4PA12)



1.     Sistem Informasi Psikologi
1.     Pengertian Sistem
            Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan menurut Hanif Al Fatta (2007) sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain.
2.     Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi terdiri atas data yang telah diambil kembali, diolah atau sebaliknya digunakan untuk tujuan informative, kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengembalian keputusan. Data diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau saat mendatang. (Jogiyanto, 2005).
3.     Pengertian Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Jadi, Sistem Informasi Psikologi adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian.

2.     Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang sering disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
1.     Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.     Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.     Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4.     Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.     Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6.     Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
7.     Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
8.     Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Sumber 
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
-Gaol, Chr. Jimmy. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi. Institute Perbanas: PT Grasindo
https://rifkaputrika.wordpress.com/2015/10/22/sistem-informasi/