Definisi Psikoterapi
1.
Dalam mempelajari psikoterapi kita tidak bisa
lepas dari intervensi karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Intervensi adalah usaha
untuk mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu, perubahan itu bisa kecil atau
besar, negative atau positif. Sedangkan psikoterapi adalah pengaplikasihan
berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh
informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip –
prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk
memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh
partisipannya. Watson & Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara
dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia
mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan
dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan
diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,
Tujuan
Psikoterapi
\Untuk memperluas wawasan kita tentang ilmu psikologi khususnya psikologi klinis.
·
Memahamkan para konselor tentang perbedaan antara psikoterapi dan konseling.
·
Untuk meningkatkan daya tangkap kita antara
para klien yang cocok untuk diberi. psikoterapi dan para klien yang tidak cocok
untuk diberi psikoterapi.
·
Untuk menciptakan pemahaman yang tepat tentang penerapan psikoterapi.
·
Agar bisa bermanfaat kepada semua orang
khususnya bagi kami sendiri.
Unsur Psikoterapi
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh”
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal
ini termasuk :
1.
Peran sosial
(martabat) psikoterapis,
2.
Hubungan
(persekutuan terapeutik),
3.
Hak,
4.
Retrospeksi,
5.
Re-edukasi,
6.
Rehabilitasi,
7.
Resosialisasi dan
rekapitulasi.
Unsur – unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing
pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah
dengan berubahnya tujuan terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan pasien.
Perbedaan Psikoterapi dengan konseling
Menurut Schertzer dan
Stone (1980)
Konseling adalah upaya membantu individu melalui
proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli
mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif perilakunya.
Sedangkan psikoterapi menurut Wolberg (1967 dalam
Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk
perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan
menghilangkan simptom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
Dari dua definisi di
atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan tersebut bahwa
konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih
mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika
proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat
lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga
nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi
lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga
lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih
berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan
lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian ke arah yang positif.
Pendekatan terhadap mental illness
Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness
menurut J.P. Chaplin, yaitu:
1. Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan
zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih
manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan
karena kurangnya insulin.
2. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk,
sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis
perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang
ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan
sepanjang hidup individu.
3. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari
gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan
pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi
sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri
seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar
falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien,
sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Terapi Psikoanalisis
Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis ;
1.
Struktur kepribadian
§
Id (tidak memiliki kontak yang nyata dengan dunia nyata, id
berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut sebagai prinsip
kesenangan)
§
Ego (disebut juga sebagai prinsip kenyataan. Ego berhubungan
langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran untuk mengambil keputusan
dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang antara id dan superego)
§
super ego (disebut sebagai prinsip ideal. Kepribadian yang terlalu
didominasi oleh super ego akan merasa selalu bersalah, rasa inferiornya yang
besar)
2.
Kesadaran & Ketidaksadaran
§
Konsep ketidaksadaran
§
mimpi yang merupakan pantulan dari kebutuhan, kenginan dan konflik
yang terjadi dalam diri
§
salah ucap / lupa
§
sugesti pasca hipnotik
§
materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas
§
materi yang berasal dari teknik proyektif
3.
Kecemasan
§
Adalah suatu keadaan tegang atau takut yang mendalam akan
peristiwa yang akan terjadi/belum terjadi. Kecemasan juga timbul akibat konflik
dari id, ego, dan superego. Kecemasan terdiri dari 3 jenis yaitu kecemasan
neurosis yaitu cemas akibat bahaya yang belum diketahui, kecemasan moral yaitu
cemas akibat konflik antara kebutuhan nyata/realistis dan perintah superego,
dan yang ketiga adalah kecemasan realistis yaitu kecemasan yang terkait dengan
rasa takut misalnya kecemasan akan bahaya.
Unsur – Unsur terapi psikoanalisis
1. Muncul
Gangguan
Psikoterapi
berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui
intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi,
komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal
penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari
resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
2. Tujuan
Terapi
Membentuk
kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak
disadari didalam diri klien Focus pada upaya mengalami kembali
pengalaman masa anak-anak.
3. Peran
Terapi
· Membantu
klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan
hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
· Membangun
hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar dan
menafsirkan
· Terapis
memberikan perhatian khusus pada penolakan klien
· Mendengarkan
kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien
Teknik – teknik dalam terapi psikoanalisa :
1.
Asosiasi bebas :
Terapi asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik
di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin
dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam bawah sadar. Pasien
mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal yang menjadi salah
satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan diri saat
mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka, pasien diminta
untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di belakang. Pasien
dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan pasien dapat
mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh
terapis.
2.
Penafsiran
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi,
resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk
menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas
tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien
makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi
bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.
3.
Analisis Mimpi
Adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang
tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas beberapa area masalah yang
tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju
kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang ditekan di alam bawah
sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi
yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.
4.
Analisis Resistensi
Adalah dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan
kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga
pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa
menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.
5.
Analisis Transferensi/Pengalihan
Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik
ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat
memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa
lalunya.
Sumber :
1. Setyonegoro, Kusuanto. (2011). Memanusiakan manusia menata jiwa membangun bangsa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Morgan, Nicola. (2014). Pandua mengatasi stres bagi remaja. Jakarta: Gemilang
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia